Text
Dimensi Hukum Kepailitan di Indonesia
Kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran utang tidak akan membuat seseorang yang dinyatakan pailit tidak boleh berusaha. dalam tenggang waktu tertentu setelah pernyataan kepailitan ditetapkan, pihak yang berutang (debitor) masih diberikan kesempatan untuk membayar utang-utangnya. Jika dengan harta kepailitan pun debitor benar-benar tidak mampu membayar utang, barulah akan dilakukan sita eksekutorial. Selama debitor masih mampu membayar utang-walaupun telah dinyatakan pailit-harta kekayaannya akan berada dalam keadaan aman. Permohonan kapailitan semakin bertambah setelah diadakan perubahan dan penyempurnaan peraturan kepailitan yang lama dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang tentang Kepaiitan (PERPU Nomor 1 Tahun 1998), yang kemudian ditetapkan menjadi undang-unang dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan menjadi Undang-Undang. Perubahan dan Penyempurnaan Peraturan kepailitan serta pengaturan kepailitan ini perlu disosialisasikan kepada khalayak ramai, terutama kepada kalangan dunia usaha yang sering memanfaatkan sarana kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang dalam rangka penyelesaian utang-piutangnya.
B015081 | 346.078 Usm d | Perpustakaan Hukum Daniel S. Lev | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain